The evolution of Reog in Johor has inevitably seen modifications, improvisation, and adaptation — some organic in character and Other folks imposed by religious authorities and cultural bureaucrats. The opening

Beberapa diantaranya sudah banyak dikenal dan menjadi ciri khas yang sudah melekat pada tari tradisional ini.

Warok mengenakan pakaian berupa baju dan celana berawarna hitam. Bajunya dibiarkan terbuka dan dibaliknya dikenakan kaus bergaris. Para warok membawa senjata berupa pecut atau cemeti.

Properti yang dipakai di kaki kiri dan kanan ini mempunyai warna kuning emas dengan corak horizontal berwarna hitam atau coklat di bagian tengah.

Kesenian ini menjadi karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus.

Warok merupakan bagian peraga dari kesenian Reog yang tidak terpisahkan dengan peraga yang lain dalam unit kesenian Reog Ponorogo. Warok adalah seorang yang betul-betul menguasai ilmu baik lahir maupun batin.[ten][twelve]

Para pengawal raja ini memiliki kekuatan ilmu hitam yang mampu mematikan lawan. Para warok memakai celana dan baju hitam sambil membawa senjata cemeti dan pecut.

yang sudah pernah mengunjungi kota asal dari tarian ini? Atau mungkin berasal dari daerah tersebut? Jika kita berkunjung ke kota Ponorogo, maka akan kita temui dua sosok yang menghiasi gerbang kota, yaitu Gemblak dan Warok.

Samir dan bara-bara memiliki bagian ujung yang bergombyok dan ada pula hiasan payet warna-warni pada bagian hiasan monte emas.

Masyarakat Ponorogo dan sekitarnya akan mementaskan tarian tersebut setiap malam satu suro dan malam bulan purnama. Seiring perkembangan zaman, tari ini juga digunakan sebagai seremoni sambutan atau bentuk penghormatan kepada tamu besar, sehingga tidak hanya untuk ritual-ritual saja.

Tarian ini menampilkan singo barong, sosok dengan topeng macan berhias bulu merak dengan ukuran sangat besar dan ditarikan dengan gerakan yang meliuk-liuk.

Selanjunya ada krakap yang terbuat dari kain beledu warna hitam disulam dengan monte. Itu merupakan aksesori dan tempat menuliskan identitas grup Reog. 

Tarian ini dilakukan berpasangan antara penari satu dengan lainnya. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda juga ditunjukkan dengan ekspresi atau semangat sang penari.

it really is tricky to see a resolution to the continuing cultural conflict in between Indonesia and Malaysia. Just past calendar year another case reared its head in the form on the Pendet dance, which was erroneously included in a Malaysian tourism industrial made by a Singaporean promoting agency. it appears that evidently Indonesia will carry on to take care of its regional arts as when they had been arrafi musik official static as well as their origins uncomplicated, something which can and will be inventoried and copyrighted as if the strong historic and cultural hyperlinks between The 2 nations around the world ended up somehow irrelevant.